Rabu, 03 April 2013

MACAM-MACAM MAJAS

GAYA BAHASA GAYA BAHASA adalah pemakaian ragam bahsa tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu. Berikut macam-macam majas/gaya bahasa. ALITERASI adalah penggunaan kata-kata yang bersajak pada konsonannya. Contoh: Matanya meneteskan air mata dan Meleleh membasahi mukanya yang Manis menawan itu ALLEGORI adalah pengungkapan cerita dalam bentuk kiasan menyeluruh, baik melalui wujud puisi, maupun prosa. Contoh: Berbilang hari dan bulan sang kumbang mengintip kuntum bunga kecil yang selalu terbuai menari di ranting kecilnya. Lenggok dan gayanya membuat sang kumbang tergila-gila, siang terbayang malam pun termimpi-mimpi. Tetapi jangankan menjamah, mendekat pun sang kumbang tidak berani. Betapa tidak, sang bunga terjaga ketat oleh jajran ranting dan cabang tempanya tumbuh, dilindungi daun yang rimbun dipagar duri nan runcing tajam. ALLUSIO adalah perbandingan dalam bentuk ungkapan atau peribahasa yang lazim digunakan dalam bahasa umum. Contoh: Wahai anakku, buah hati biji mata ibu, pandai-pandailah engkau membawakan diri di rantau orang. ANAKRONISME adalah penggunaan istilah-istilah tertentu yang tidak sesuai dengan zamannya. Contoh: Gajah mada naik helicopter menuju bubat. ANAPORA adalah penyejajaran (paralisme) kata atau frase secara vertikal dalam suatu bait pada tiap awal lariknya. Contoh: Berilah daku kekuatan Berilah daku kemauan Berilah daku kesadaran Berilah daku kesanggupan, dan Berilah daku keyakinan diri ANTIKLIMAK atau KLIMAK MENURUN adalah penyejajaran bertingkat dari lingkup yang terluas/besar hingga yang tersempit/terkecil. Contoh: Jangankan seribu, seratus, sepiluh, bahkan satu sen pun aku tak beruang. ANTITESIS atau ANTONIMIS adalah penggunaan kata-kata yang mengandung perlawanan arti untuk maksud tertentu. Contoh: Besar kecil, tua muda, kaya miskin, tiada bedanya dihadapan Tuhan. ANTONOMASIA adalah sebutan dan panggilan nama orang dengan hanya menyebut salah satu sifat khusus yang dimilikinya. Contoh: Si tiang telepon sudah lama tidak muncul Setelah kedapatan budinya, tidak lagi tampak batang hidungnya. APELATIPA adalah penggunaan sapaan formal dalam situasi yang tidak formal. Contoh: Ibu Camat telah dating ASINDENTON adalah pengungkapan benda hal, atau keadaan secara berlawanan tanpa kata tugas maupun tanda penguhubung, tetapi dipisah dengan koma. Contoh: Besar, kecil, kaya, miskin, semua sama di hadapan Tuhan. ASOSIASI adalah perbandingan situasi yang memiliki kesamaan sifat. Contoh: Wajahnya pucat bagai bulan kesiangan. EKSLARASI adalah penggunaan kata-kata seru penanda minat atau ketegasan. Contoh: Aduhai, indah nian malam ini! Wah, hebat juga gambarnya itu! ELIPSIS adalah penghilangan fungsi subjek atau predikat atau keduanya karena yang dimaksud sudah dimaklumi. Contoh: Diberi tak mau, apalagi disuruh! Pergi! Aku? ENUMERASIA adalah pelukisan peristiwa secara rinci untuk memperjelas maksud. Contoh: Angin bertiup sepoi-sepoi, langit cerah, bulan pun memancarkan cahayanya. EPIFORA adalah pengulangan kata-kata tertentu secara vertical pada akhir larik suatu bait sajak. Contoh: Aku dating karena Engkau Mengembara di negeri ini karena Engkau Pergi di satu saat dan tempat karena Engkau EPITETON ERNANSIA adalah penambahan keterangan pada benda, orang, hal, sebagai penghias dan penanda khusus suatu penyebutan. Contoh: Yang datang bang Abas godeng, bukan Abas gondrong. EPONIM adalah sapaan terhadap seseorang dengan nama-nama orang terkenal. Contoh: Dialah Herkules di kelas ini. Romi dan yuli telah datang! EUPEMISME adalah ucapan pelembut tanda berbudi tinggi, tak suka menyinggung hati orang secara telak dan pedas. Contoh: Sebaiknya anda cari saja sekolah yang lebih serasi daripada disini. (=engkau dikeluarkan dari sekolah ini) HIPERBOLA adalah penyampaian pernyataan berlebih-lebihan. Contoh: Darahnya mengalir menganak sungai Cita-citanya setinggi langit. IMPERSONALITI adalah penggunaan kata sapaan tertentu penunjuk keakraban atau kebencian berdasarkan situasi tertentu pula. Contoh: Tunggu sebentar, monyong! Jangan mendekat, anjing! INTERUPSI adalah penyisipan keterangan di antara inti kalimat sebagai tambahan penjelasan. Contoh: Mereka, aku baru mengenalnya dua hari yang lalu, berbudi bahasa baik sekali. INVERSI adalah penukartempatan letak Subjek dan Predikat kalimat. Contoh: Berbahaya merokok itu Mampus Engkau! IRONI adalah sindiran atau ejekan halus. Contoh: Bersih benar sepatumu ini, Min! (padahal kenyatannya kotor sekali). KLIMAK adalah penyejajaran bertingkat dari lingkup yang tersempit/terkecil hingga yang terluas/besar. Contoh: Adikku, aku sendiri, abangku, bibi dan paman serta kedua orangtuaku, semua hadir dalam pesta pernikahannya itu. KONTRAKDISIO INTERMINISME adalah sangkalan atas pernyataan yang telah disalmapaiakn bersifat pengecualian. Contoh: Semua sudah hadir. Kecuali dia. KOREKSIO adalah pembetulan atas ucapan salah yang tidak disengaja atau mungkin sengaja disalahkan agar menarik minat. Contoh: Terimakasih atas partisisapi, eh...atas partisipasi Anda selama ini. LISENSIA PUITIKA adalah penyimpangan dari kaidah kebahasaan umum karena hendak mengutamakan isi pernyataan. Contoh: Kumau tak seorang kan merayu Ini aku punya dada! LITOTES adalah ucapan pelembut tanda rendah hati, tidak sombong. Contoh: Mampirlah ke pondok saya barang sesekali,Tuan; nanti saya sediakan barang sesuap dua makanan ala pedesaan. METAFORA adalah perbandingan langsung suatu benda atau hal dengan benda atau hal lain. Contoh: Sementara raja siang menghilang di ufuk barat, sang dewi malam mulai menyingsingkan dirinya. METONIMIA adalah penggunaan nama diri sebagai nama jenis. Contoh: Diisapnya Gudang garam. Ia pulang naik Honda. OKSIMORON adalah penggunaan pertentangan atau lawan kata dalam suatu frase penanda peringatan. Contoh: Kecantikan yang berascun Kebaikhatian yang kasar Rayuan yang gombal OKUPASI adalah bantahan atas suatu pernyataan disertai penjelasan. Contoh: Korupsi membahayakan stabilitas kehidupan bangsa. Karena itu pemerintah mengeluarkan undang-undang anti korupsi. Tetapi korupsi tak hilang juga. PARABEL atau SIMBOLISME adalah penceritaan berjenis karangan yang seluruhnya diungkapkan secara simbolik atau perumpamaan. Contoh: Cerita hikayat bayan dan Budiman, dongeng si kancil, dll. PARADOKS adalah pernyataan yang tampaknya bertentangan, tetapi setelah dikaji lebih dalam ternyata relevan. Contoh: Dia kaya, tetapi miskin. Surtimah manderita di tengah-tengah kekayaan dan kemewahan orangtuanya. PARS PRO TOTO adalah penyebutan sebagaian, padahal yang dimaksud seluruhnya. Contoh: Dibelinya ayam dua ekor. PERSONIFIKASI adalah penginsanan benda-benda alam selain manusia. Contoh: Menjerit kerta api senja. Gunung pangrango tertidur nyenyak berselimutkan embun dini hari. PLEONASME adalah penambahan keterangan pada kata yang mengandung keterangan tersebut. Contoh: Ditendangnya bola dengan kakinya. Ia maju kemuka. PLURARIS MAGISTETIS adalah pengguanan kata ganti jamak untuk diri seorang kepala negara atau pembesar negara. Contoh: Kami presiden Indonesia, dengan ini menyampaikan terimakasih. POLISINDENTON adalah penyejajaran benda, peristiwa, hal dengan menggunakan kata-kata tugas atau sumbang. Contoh: Sementara ayah dan ibu serta saya tidak di rumah, maka Udin dan ganda serta supriadilah yang menunggui. PRETERITO adalah pernyataan umum yang terselubung, sedangkan perinciannya harus ditafsirkan sendiri oleh pembaca. Contoh: Betapa sibuknya kehidupan manusia kota, tak usah saya sebutkan lagi. Hebatnya... tak usah, ya. REPETISI adalah pengulangan kata-kata secara horisontal dalam suatu pernyataan. Contoh: Di sini ia dilahirkan, di sini dibesarkan, dan di sini pulalah ia ingin dikuburkan. RETORIK adalah pertanyaan tanpa perlu dijawab sebab dalam pertanyaan tersebut sudah dapat diterka jawabannya. Contoh: Adakah buaya menolak bangkai? Mestikah kita hidup miskin dan kelaparan di negara yang indah dan kaya raya ini? SARKASME adalah sindiran atau kecaman kasar penanda kekesalan hati. Contoh: Binatang, nyahlah dari sini! SATIRE adalah penggunaan bidal, peribahasa, hadis adat yang tepat dan berisi nasihat atau peringatan diri. Contoh: Ikut hati mati, ikut rasa binasa. SIMBOLIK adalah pengguanan kata-kata bersifat perlambangan. Contoh: Dia telah gugur sebagai bunga bangsa. Lintah darat, tikus ekonomi, dan cecunguk perekonomian bangsa sungguh berbahaya sekali. SINDEKDOT TOTEM PRO PARTO penyebutan keseluruhan sedangkan yang dimaksud sebagian. Contoh: Indonesia juara bulutangkis dunia SINESTESIA adalah penggunaan istilah yang mengandung pertukaran tanggapan penginderaan. Contoh: Kata-kata pedas sekali. SINISME adalah sindiran berisi ancaman terselubung. Contoh: Baik, adukanlah aku kepada ibumu, nanti engkau baru tahu! SINONIMI adalah penegasan pernyataan dengan menggunakan kata-akata yang bersinonim. Contoh: Mereka itu cerdik, pandai berilmu pengetahuan tinggi. TAUTOLOGI adalah pengulangan kata yang sama sebagai penegas. Contoh: Haruskah kami bersabar, bersabar, dan bersabar selalu? TRUPEN adalah penyejajaran arti suatu kata dalam pemakaian pernyataan lain yang sepadan. Contoh: Ia berlayar ke Australia besok. Halim terbang dengan GIA ke Medan